1.
Rendang
Bumbu Halus :
-
Bawang
merah
-
Bawang
putih
-
Cabai
merah besar
-
Cabai
merah keriting
-
Jahe
-
Ketumbar
-
Kemiri
-
Merica
-
Gula
pasir secukupnya
-
Garam
secukupnya
Bahan :
-
Daging
sapi, potong kotak/sesuai selera
-
Santan
cair & kental
-
Lengkuas,
memarkan
-
Serai,
memarkan
-
Daun
kunyit
Cara Membuat :
1.
Panaskan
santan encer, lalu tambahkan lengkuas, serai, daun kunyit dan bumbu halus, aduk
hingga mendidih
2.
Masukkan
daging sapi. Aduk perlahan hingga daging empuk dan kuahnya mengental
3.
Kemudian
tuang santan kental, lalu masak dengan api kecil
4.
Aduk
hingga kuahnya menyusut, mengental dan mengeluarkan minyak. Sajikan
Rasa : Pedas karena berasal dari rempah-rempah yang
digunakan
Tekstur : Padat, empuk dan sedikit berminyak
Warna :
Dominan coklat karena proses pematangan yang lama
Sejarah
:
Rendang ditelusuri berasal dari Sumatera,
khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada
sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai
acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga
telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni
memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari
Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang
banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas
baik di Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Sejarawan Universitas
Andalas, Prof.
Dr. Gusti Asnan menduga, rendang telah menjadi masakan yang
tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk
berdagang pada awal abad ke-16. “Karena perjalanan melewati sungai dan memakan
waktu lama, rendang mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal.” Hal
ini karena rendang kering sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya,
sehingga tepat dijadikan bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga.
Rendang juga disebut dalam
kesusastraan Melayu klasik seperti Hikayat
Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam
seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16). Kelahiran rendang
tak luput dari pengaruh beberapa negara, misalnya bumbu-bumbu dari India yang
diperoleh melalui para pedagang Gujarat, India.
2. Rujak
Buah
Bumbu Rujak :
-
Kacang tanah, sangrai
- Cabai rawit
- Gula jawa
-
Gula pasir
-
Garam
- Terasi
- Daun jeruk
- Jeruk purut
-
Air asam jawa
-
Air panas
Bahan :
-
Mangga, iris tipis
-
Bengkuang, iris tipis
-
Kedondong, iris tipis
-
Pepaya muda, irisn tipis
Cara Membuat :
1.
Bumbu rujak : masak gula jawa sampai
mendidih dan masukkan gula jawa, cabe rawit dan terasi di haluskan secara
bersamaan, kemudian haluskan kacang tanah, setelah itu campurkan semua bahan
halus dan masak hingga matang.
2.
Tata buah di atas piring saji,
kemudian tuangkan bumbu kacang. Sajikan
·
Rasa : Manis,
asam dan pedas
·
Tekstur : Sedikit berair dan renyah karena buahnya
·
Warna : Sangat
berwarna karena macam-macam buahnya dan juga coklat kehitaman dari bumbu
kacangnya
·
Sejarah :
Asal mula rujak buah tidak
diketahui secara pasti. Namun, makanan ini begitu erat dengan tradisi
masyarakat Jawa. Dalam tradisi Jawa, biasanya diadakan acara syukuran ketika
kehamilan seorang wanita memasuki usia tujuh bulan. Rujak buah adalah makanan
yang kerap dijumpai dalam acara tujuh bulanan tersebut. Berbeda dengan rujak
biasa, rujak yang dipakai dalam upacara ini menggunakan bahan dari kulit bagian
dalam kelapa muda yang dicincang sampai berbentuk serat pendek dan kecil-kecil
dan dicampur dengan cincangan kecil buah-buahan. Selain rujak disertakan juga
umbi-umbian (Jawa: kepolo pendem) yang sudah matang dan jajan tradisional
bernama procot.
Selesai upacara
rujak ini dibagikan kepada tamu yang hadir. Ada kepercayaan bahwa apabila
kebanyakan dari tamu rujaknya terasa sepat dan pedas maka anak yang sedang
dikandung adalah seorang anak laki-laki. Sedangkan apabila rujak itu terasa
segar dan manis sebagaimana rujak biasa maka yang dikandung itu adalah anak
perempua. Terlepas dari itu semua, kini rujak buah dapat mudah dijumpai di mana
saja.
3. Tahu
Gejrot
Dressing :
-
Cabai rawit
-
Cabai hijau
-
Bawang merah
-
Bawang putih
- Gula merah
-
Cuka
- Kecap manis
-
Garam secukupnya
-
Air secukupnya
Bahan :
-
Tahu kopong coklat
-
Bawang merah, iris tipis
-
Cabai Merah, iris menyerong
Cara Membuat :
1.
Kuah : Siapkan panci berisi air.
Haluskan semua bahan kecuali cuka dan kecap, lalu masukkan ke dalam air,
kemudian tambahkan cuka dan kecap. Masak hingga mendidih, sisihkan
2.
Goreng tahu hingga kering, lalu
potong menjadi bagian-bagian kecil
3.
Siapkan wadah dan masukkan tahu,
lalu tuangkan kuah. Taburkan bawang merah dan cabe merah. Sajikan
·
Rasa : Pedas,
asam dan manis. Kuahnya mirip dengan kuah pempek
·
Tekstur : Padat dari tahunya dan cair dari kuahnya
·
Warna : Dominan
coklat karena kuahnya juga berwarna coklat gelap
·
Sejarah :
Berdasarkan sumber,
ternyata perjalanan nama tahu gejrot sudah ada sebelum Indonesia merdeka pada
17 Agustus 1945, namun ketepatan tahun dan tanggal berdirinya makanan tahu gejrot
khas dari daerah Cirebon ini belum dipastikan secara jelasnya, yang jelas
sebelum kemerdekaan Indonesia, tahu gejrot sudah ada di Cirebon.
Hal ini
pernah dinyatakan oleh seorang penjual tahu gejrot itu sendiri, namanya bapak
Hotib kelahiran tahun 1941 penjual tahu gejrot di kota Bandung, laki-laki asal
Cirebon ini sudah lama berjualan tahu gejrot di kota Bandung dari tahun 1995
dan sebelumnya ia berjualan di daerahnya sendiri di Cirebon sejak ia masih
muda.
Komentar
Posting Komentar